Canjeero adalah roti pipih fermentasi tradisional Somalia dengan tekstur yang halus dan berpori serta rasa asam yang menyenangkan, mengingatkan pada sourdough. Ini adalah makanan pokok ikonik untuk sarapan di seluruh Somalia dan bagian-bagian Afrika Timur. Kunci keunikan ke ringanannya terletak pada fermentasi, di mana ragi liar alami atau ragi yang ditambahkan memecah adonan secara perlahan selama 12-24 jam, mengubah bahan sederhana — tepung, air, garam — menjadi hidangan yang ringan dan lezat.
Secara tradisional, adonan dibuat sedikit lebih cair daripada pancake atau crepes dan dituangkan ke atas wajan datar di mana ia dimasak dengan cepat tanpa dibalik. Lubang khas terbentuk di permukaannya saat dimasak, seperti injera Ethiopia, tetapi lebih kecil dan lebih tipis. Canjeero biasanya digulung atau dilipat dan disajikan dengan berbagai topping: semur berbumbu gurih, madu, mentega, atau bahkan teh susu.
Resep ini mengadaptasi teknik nenek moyang untuk dapur rumah, memberikan fleksibilitas dengan opsi ragi dan tepung bebas gluten untuk berbagai kebutuhan diet. Saat menyiapkan canjeero, penting untuk memberikan waktu fermentasi yang cukup karena di situlah rasa khas dan gelembungnya berkembang.
Selain sebagai sumber nutrisi, canjeero memiliki makna budaya sebagai makanan kenyamanan sehari-hari dan hidangan komunitas, melambangkan keramahan dan tradisi dalam rumah tangga Somalia. Ia menjembatani generasi, mewakili ketahanan dan kekayaan dalam masakan Somalia.
Tips:
Canjeero adalah perayaan kesederhanaan dan keajaiban fermentasi, sebuah ekspresi seni dari warisan kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Nikmati proses membuat roti pipih lembut dan beraroma ini yang menghormati budaya Somalia dan menawarkan pengalaman sarapan yang unik.