Roti Kayu Api Desa yang Rustik

Roti Kayu Api Desa yang Rustik

(Rustic Village Firewood Taboon Bread)

(0 Ulasan)
Porsi
8
Ukuran Porsi
1 roti pipih (100g)
Waktu Persiapan
40 Menit
Waktu Memasak
20 Menit
Total Waktu
1 Jam
Roti Kayu Api Desa yang Rustik Roti Kayu Api Desa yang Rustik Roti Kayu Api Desa yang Rustik Roti Kayu Api Desa yang Rustik
Negara
Tingkat
Suara
0
Tampilan halaman
587
Pembaruan
Juli 12, 2025

Bahan

Nutrisi

  • Porsi: 8
  • Ukuran Porsi: 1 roti pipih (100g)
  • Calories: 220 kcal
  • Carbohydrates: 45 g
  • Protein: 7 g
  • Fat: 3 g
  • Fiber: 3 g
  • Sugar: 2 g
  • Sodium: 450 mg
  • Cholesterol: 0 mg
  • Calcium: 30 mg
  • Iron: 2 mg

Instruksi

  • 1 - Aktifkan Ragi:
    Dalam mangkuk kecil, campurkan air hangat (sekitar 37°C) dan ragi. Diamkan selama 7-10 menit sampai berbusa untuk memastikan aktivasi ragi.
  • 2 - Siapkan Adonan:
    Dalam mangkuk besar, campurkan tepung dan garam. Tambahkan campuran ragi aktif dan minyak zaitun (jika digunakan). Uleni perlahan hingga menjadi adonan yang halus, sedikit lengket, tambahkan air atau tepung tambahan sesuai kebutuhan.
  • 3 - Adonan proofing:
    Tutupi adonan dan biarkan mengembang di tempat hangat selama 20 menit hingga hampir dua kali lipat ukurannya.
  • 4 - Persiapan Oven Kayu Taboon:
    Bangun api kayu keras di oven taboon. Biarkan kayu terbakar hingga menjadi bara panas dan permukaan batu memanas secara merata. Api harus menghasilkan asap dan panas radiasi tinggi.
  • 5 - Membentuk Roti Pipih:
    Bagi adonan menjadi 8 bagian yang sama dan pipihkan masing-masing menjadi bentuk bulat tipis menggunakan telapak tangan dan jari-jari Anda.
  • 6 - Terapkan Hiasan:
    Opsional, taburkan biji wijen di atas roti pipih, tekan ringan agar menempel.
  • 7 - Memanggang roti:
    Letakkan setiap adonan berbentuk roti di atas batu taboon yang panas atau tempelkan di sisi dinding oven. Panggang selama 3-4 menit per roti hingga mengembang dan sedikit hangus untuk mendapatkan rasa smoky yang otentik.
  • 8 - Dinginkan dan Sajikan:
    Keluarkan dengan hati-hati dari oven, dinginkan sedikit di atas rak. Sajikan hangat atau pada suhu kamar dengan saus celup atau semur.

Informasi Lebih Lanjut: Roti Kayu Api Desa yang Rustik

Artisan flatbread baked on firewood in a traditional taboon oven for smoky flavor.

Village Firewood Taboon Bread: A Traditional Culinary Treasure

Village Firewood Taboon Bread is a beloved staple of Middle Eastern cuisine, particularly Palestinian and Levantine food traditions. It’s a flatbread baked uniquely in a underground or stone built taboon oven, fuelled by hardwood firewood. This method infuses the bread with a distinctive smoky aroma, crispy edges, and soft chewy interior that commercial ovens cannot replicate.

Historical and Cultural Significance

The taboon oven technique has been passed down through countless generations, dating back thousands of years. In rustic villages, women gather around the tiny oven while baking, ceremoniously caring for the flames, dough, and timing — highlighting community life. The bread is usually made daily, complementing hearty stews, olives, cheeses, and fresh vegetables, epitomizing a wholesome and communal way of living.

Unique Aspects

Unlike modern baking methods, baking on hot stones against glowing embers provides an unmatched contrast of textures: crispy outside, pillow-like inside. The subtle smokiness provoked by smoldering hardwood lends a complex depth of flavor.

Tips and Notes

  • Use hardwood such as oak or almond wood for the smoky experience — avoid softwoods that produce an acrid taste.
  • To make the dough ideal for open-flame baking, hydrating it slightly more than usual helps the bread remain pliable.
  • If you don’t have access to a traditional taboon oven, try a hot pizza stone and broiler to mimic the effect.
  • Customize with nitty local touches: nigella seeds, za’atar, or sumac sprinkled atop before baking.

Personal Thoughts

Making Village Firewood Taboon Bread creates a magical link with history and nature. Each bread has a story shaped by flames, earth, and skilled hands. It’s far more than sustenance; it is art rooted deeply in cultural identity. For adventurous home cooks seeking authentic traditional methods with bold flavors, this bread is worth every minute spent mastering its craft.

Beri Penilaian Resep

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.